Begini Tata Cara Bertaubat dan Tingkatannya


Setiap manusia pasti memiliki dosa. Kecuali nabi dan Rasul Allah yang maksum. Oleh karena itu, kita pun wajib bertaubat dari dosa-dosa yang telah kita lakukan. Sebab, terus bergelimangan dengan dosa adalah suatu yang diharamkan dalam Islam.

Sebelum membahas tata acara dan tingkatan taubat, mari kita terlebih dulu memahami dan mengenali takrif atau definisi dari taubat itu sendiri. 

Menurut Syaih Abdul Wahab As-Say'roni dalam Kitab Minahus Saniyah, taubat, secara etimologis adalah kembali. Sedangkan secara syariat adalah kembali dari pada sesuatu yang tercela dalam syariat kepada sesuatu yang terpuji dalam syariat. 

Kembali disini menunjukkan bahwa jalan yang seharusnya ditempuh manusia adalah jalan kebaikan. Maka, bila dia melakukan perbuatan tercela maka dia sudah tersesat jalan dan harus kembali pada jalan yang benar.

Syaih Sya'roni melanjutkan, bahwa taubat itu ada permulaan dan ada puncaknya. Awal dari tahapan taubat adalah seseorang harus bertaubat dari melakukan dosa–dosa besar, kemudian bertaubat dari dosa kecil, perkara makruh dan perbuatan yang kurang baik seperti meninggalkan kesunahan dan amal yang utama. 

Selanjutnya secara berurutan, bertaubat dari anggapan–anggapan bahwa dirinya adalah orang baik, bertaubat dari anggapan bahwa dirinya termasuk kekasih Tuhan, bertaubat dari anggapan bahwa dirinya telah benar dalam melakukan taubat, dan bertaubat dari segala kehendak hati yang tidak di ridlai Allah. 

"Puncaknya, seseorang bertaubat dari lupa bermusyahadah (mengingat) kepada Allah, walau sekejap" kata Syaih Abdul Wahab As-Sya'roni.

Beliau melanjutkan, dengan menjelaskan cara taubat. Pada dasarnya taubat cukup dengan menyesali dan mengakui dosa – dosa yang dilakukan. Ini seperti yang terjadi dengan taubat nabi Adam ketika ia terlanjur melakukan perbuatan yang dilarang. 

Adapun sebagian ulama ada yang menyatakan bahwa taubat harus disertai dengan niat yang kuat untuk tidak mengulangi lagi, penyataan itu adalah hasil ijtihad, Sebab orang yang benar – benar menyesal tentu tidak akan mengulangi kesalahannya lagi.

Dengan taubat yang sungguh-sungguh, segala kesalahan dan dosa yang berhubungan dengan Tuhan akan diampuni. Begitu pula tindakan dzalim terhadap diri sendiri, kecuali syirik dan segala yang berhubungan dengan sesama manusia. 

Soal dosa sesama manusia, Allah tidak akan mengampuni selama orang yang bersangkutan belum meminta maaf kepada orang yang disalahi.

Mari kita bertaubat dengan bersungguh-sungguh sebelum ajal menjemput kita. Bila taubat kita diterima maka Allah akan mngamuni dosa kita dan kita bisa kembali menghadap Allah dengan hati yang selamat, iman yang kuat dantakwa yang terus meningkat. Waullohu Alam.

Komentar