Semangat Mengejar Dunia, Akhirat Lupa. Mau Sampai Kapan?


Sahabat Islamiana, diantara manusia ada yang begitu semangat mengejar dunia, mencari harta memuaskan hawa nafsu belaka, namun lalai bahkan lupa mengejar kebahagiaan akhirat. Padahal dunia hanya  sementara, sedangkan akhirat kekal selamanya. Maukah kita bahagia sementara kemudian menderita selamanya?

Sahabat, lihatlah diri kita, apakah kita kuat mengejar akhirat? Ataukan kita hanya kuat mengejar dunia? Kita begitu cepat datang ketika dipanggil pimpinan, kita begitu cepat menghadap ketika dipanggil atasan, namun saat ada panggilan azan, kenapa kita malas memenuhinya? Malah memilih shalat sendirian padahal berjamaah di masjid lebih utama.

Kita begitu kuat mengejar dunia, namun loyo mengejar akhirat. Duduk ngobrol tak penting kuat berjam-jam, namun duduk di majelis zikir dan ilmu tak betah. Atau bahkan kita begitu ingin masuk surga tapi amalan yang dilakukan adalah ahli neraka.

Insaflah... Mari kita bertaubat menuju kebaikan. Tunaikan kewajiban sebagai hamba Allah, jauhi larangan. Kuatkan hati kita untuk menjadi hamba yang baik, hamba yang sholih dan sholihah, taat beribadah.

Hidupkan amalan Sunnah. Keluarkan sedekah, mumpung masih ada usia tersisa. Bangunlah shalat malam, jangan lewatkan sepertiga malam begitu saja. Isi dengan tahajjud, zikir dan introspeksi diri. Sepertiga malam adalah majelis orang shalihah, maka hadirlah dalam majelis itu dengan bertahajud. Saat malaikat mengabsen maka ada namamu didaftar hadir pada tiap sepertiga malamnya.

Sebelum berangkat kerja, jangan lupa kita tunaikan shalat Sunnah dhuha. Sebagai wujud syukur akan nikmat yang Allah berikan. Empat rakaat Dhuha tidak lah lama, namun dia sangat berat bagi orang yang tak mengerti keutamaannya.

Berbuat baik memang berat, bila  belum lagi sampai pada hakikatnya. Berat karena syaitan juga menggoda. Kalau syaitan sudah tak menggoda maka berarti kita sudah jadi temannya. Maka lawan godaan syaitan itu dengan mengingat tujuan hidup yakni hanya untuk beribadah kepada Allah.

Kemudian jangan pernah kita bangga dengan ibadah kita, karena itu bisa menjadi penyebab masuknya riak. Maka niatkan ibadah yang kita lakukan hanya untuk menghamba, tunduk dan patuh kepada Sang Pencipta Alam semesta, tanpa embel-embel apapun.

Ingatlah! Bahwa hidup kita pasti akan berakhir dengan kematian. Isi hidup ini dengan kebajikan. Mumpung masih ada kesempatan, maka bergegaslah untuk menjadi baik. Kuatkan hati kita untuk menggapai ridho Allah SWT.***












Komentar