CARA MEMILIH ISTERI YANG TEPAT


Setiap lelaki yang sehat tentu ingin menikah, memiliki istri. Itu pula yang diperintahkan agama.

Istri adalah pendamping hidup suami. Dan dari rahimnya pula anak-anak kita dilahirkan. Oleh karena itu, kita seharusnya pandai dan bijak dalam memilih wanita yang akan kita nikahi. Karena berbicara istri tak sekedar berbicara masa depan dunia, namun juga masa depan akhirat.

Sebagai lelaki, hendaknya memilih isteri yang shalihah, yang memahami agama. Agar kelak tidak merana. Jangan hanya memilih wanita atas dasar kecantikannya saja, tanpa melihat agamanya. Utamakanlah agamanya.

"Wania itu dinikahi karena empat hal: hartanya, keturunannya, kecantikannya dan agamanya. Maka hendaknya engkau utamakan wanita yang memiliki agama, (jika tidak) niscaya kedua tanganmu akan berdebu (miskin, merana)". Hadits riwayat Al-Bukhari.

Wanita yang baik akan mengantarkan pada kebahagiaan dan kesenangan. Suami akan nyaman bersamanya. Wanita yang shalihah juga  merupakan sebaik-baik perhiasan atau kesenangan dunia. Ia adalah mutiara yang paling berharga untuk suami.

"Dan istri shalihah yang menolongmu atas persoalan dunia dan agamamu adalah sebaik-baik (harta) yang disimpan manusia". Hadits riwayat Al-Baihaqi.





Baca juga: SEMBILAN CIRI ISTRI YANG DIDAMBAKAN SUAMI DAN DIRINDUI SURGA

Wanita shalihah juga merupakan salah satu dari empat sebab kebahagiaan. Demikian sebaliknya, wanita yang tidak shalihah adalah salah satu dari empat penyebab sengsara.

"Dan di antara kebahagiaan adalah wanita shalihah, engkau memandangnya lalu engkau kagum dengannya, dan engkau pergi daripadanya tetapi engkau merasa aman dengan dirinya dan hartamu. Dan di antara kesengsaraan adalah wanita yang apabila engkau memandangnya engkau merasa enggan, lalu dia mengungkapkan kata-kata kotor kepadamu, dan jika engkau pergi daripadanya engkau tidak merasa aman atas dirinya dan hartamu" Hadits riwayat Ibnu Hibban.

Dan pilihlah diantara wanita yang shalihah itu yang masih gadis. Maka itu lebih baik. "(Nikahilah) gadis-gadis, sesungguhnya mereka lebih banyak keturunannya, lebih manis tutur katanya dan lebih menerima (qana'ah)". Hadits riwayat lbnu Majah. (*)


Komentar