Berada dalam Antrean, Tapi Tidak Mau Duluan


Sahabat! Setiap yang hidup pasti akan mati. Tak ada satu manusia di bumi ini yang mengingkarinya. Bahkan Firaun yang mengaku tuhan sekalipun. Karena begitulah hidup di dunia yang akan berujung pada kematian.

Allah berfirman:
كُلُّ نَفۡسٍ۬ ذَآٮِٕقَةُ ٱلۡمَوۡتِ‌ۖ ثُمَّ إِلَيۡنَا تُرۡجَعُونَ
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan. (QS. Al Ankabut : 57)

Dalam ayat lain:
كُلُّ نَفۡسٍ۬ ذَآٮِٕقَةُ ٱلۡمَوۡتِ‌ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوۡنَ أُجُورَڪُمۡ يَوۡمَ ٱلۡقِيَـٰمَةِ‌ۖ فَمَن زُحۡزِحَ عَنِ ٱلنَّارِ وَأُدۡخِلَ ٱلۡجَنَّةَ فَقَدۡ فَازَ‌ۗ وَمَا ٱلۡحَيَوٰةُ ٱلدُّنۡيَآ إِلَّا مَتَـٰعُ ٱلۡغُرُورِ

Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. (QS Ali Imran : 185)

Tidak ada satu makhluk pun yang kuasa menangguhkan datangnya kematian, walau hanya sedetik, karena takdir kematian adalah hak mutlak Allah SWT.

وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ ۖ فَإِذَا جَآءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً ۖ وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ

Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya. (QS Al'Araaf:34)

Setiap manusia, sesungguhnya selalu diburu kematian. Jaraknya pun semakin dekat dari waktu ke waktu. Maka hakikatnya, saat ini kita sedang berada pada deretan antrean kematian.

Tapi deretan antrean ini memang beda dengan antrean BBM atau sembako. Bila antrean BBM dan sembako maka kita sangat ingin besegera mencapainya. Bahkan beberapa orang yang nakal, akan berusaha menyalipnya.

Namun antrean kematian sebaliknya. Kita tak ingin cepat-cepat sampai. Justru kita ingin belakangan. Karena begitulah manusia yang cendrung ingin eksis di muka bumi.

Tapi bukanlah kematian yang harus kita fikirkan. Namun orang yang cerdas adalah orang yang mempersiapkan bekal untuk setelah kematian dan meninggalkan dosa. Karen setiap yang kita lakukan akan dimintai pertanggungjawabannya oleh Allah.

Oleh karena itu, bekal kematian  tersebut tak lain dan tak bukan adalah amal shaleh, amal kebajikan. Menghamba kepadanya dengan menjalankan perintah Allah menjauhi larangan-Nya. Dengan begitu amal buruk dan dosa bisa kita tinggalkan. Sehingga saat dimintai pertanggungjawaban amal kelak oleh Allah, kita tidak menyesal.

Maka tentu tak logis, orang yang yakin akan datangnya kematian dan meyakini adanya pertanggungjawaban amal, justru hanya disibukkan dengan urusan dunia semata. Tak memikirkan urusan di akhirat, Bagaimana kita akan mempertanggungjawabkan amal? Bagaimana kita akan menjalani hidup di akhirat yang kekal?

Ingat! Kesusahan di dunia akan berakhir dengan kematian. Tapi kesusahan di akhirat, neraka, siksaan, entah kapan akan berakhir bila sejak di dunia tak pernah memikirkan akhiratnya.

Dunia tempat menanam amal dan akhirat tempat memetiknya. Bila baik amal di dunia, maka kita akan memetik kebaikan di akhirat. Bila jelek amal di dunia maka jelek pula yang akan diterima di  akhirat.

Bila dunia sementara dan akhirat adalah kekal, maka bagaimanakah kita akan menjalani kehidupan di akhirat kelak? Hanya kita yang bisa menjawabnya.
"Akhirat itu terlalu nyata, kepada hati yang tidak buta,"  Raja Ali Haji dalam Gurindam 12. (*)

Komentar