TUJUH DOSA PENGGUNA MEDSOS

“Jangan sampai kehadiran medsos bagi kita menjadi bencana, karena menjadi ajang menumpuk dosa. Jadikanlah medsos sebagai sarana dakwan,  wadah komunikasi dan silaturrahim, sehingga keberadaannya memberikan manfaat yang positif dan mendatangkan pahala”


Sahabat ISLAMIANA, seiring dengan kemajuan teknologi informasi (TI), media sosial (medsos) seperti facebook, twitter dan sejenisnya semakin diminati netizen. Hari ke hari penngunanya semakin bertambah.

Di medsos, siapa saja bebas berekspresi. Tidak tersekat oleh ruang dan waktu. Namun terkadang kebebasan tersebut justru membuat kita lupa, mana yang baik dan mena yang bruk, mana yang manfaat dan mana yang justru maksiat.

Fasilitas medsos ini tentu harus kita manfaatkan dengan baik. Berekspresi juga harus tetap memperhatikan batas-batas syar’i. Karena islam telah mengatur setiap lini kehidupan.

Jangan sampai kehadiran medsos bagi kita menjadi bencana, karena menjadi ajang menumpuk dosa. Jadikanlah medsos sebagai wadah komunikasi dan silaturrahim. Sehingga keberadaannya memberikan manfaat yang positif dan mendatangkan pahala.

Untuk itu, setidaknya perlu kita hindari hal-hal berikut agar medsos yang kita gunakan tidak menjadi mesin yang terus produksi dosa untuk kita. Nauzubillah.

1. Memamerkan Perbuatan maksiat
Fakta dilapangan, tidak sedikit muda-mudi massa kini yang suka memamerkan foto-foto mesra dengan pasangannya di medsos. Baik sebagai foto profil maupun hanya diunggah ke status. Mungkin dengan tujuan menunjukkan ke publik bahwa mereka berdua menjalin hubungan asmara dengan sang kekasih.

Padahal, itu adalah perbuatan dosa. Malah justru dipamerkan ke publik. Maka jadi bertambah-tembahlah dosa karenanya. Dosa tersebut akan terus mengalir, selagi foto maksiat tersebut dilihat oleh orang lain. Karena foto tersebut akan membuat orang lain berbuat maksiat pula.

2. Mempertontonkan aurat

Sama halnya dengan memamerkan perbuatan maksiat. Memamerkan atau memposting foto tidak menutup aurat atau foto-foto seksi juga perbuatan dosa. Baik itu foto diri sendiri ataupun foto orang lain, bahkan foto orang yang tidak kita kenali sekalipun.  Meskipun kita hanya iseng-iseng saja, tetap hal tersebut merupakan perbuatan dosa.

Selagi foto tersebut dilihat orang, maka kemaksiatan masih terjadi. Dan kita sebagai pemostingnya tetap mendapatkan dosa darinya.

Ingatlah bahwa aurat bukan untuk dipertontonkan, namun justru aurat untuk ditutup serapat-rapatnya. Jangan mengumbar aurat untuk memikat lawan jenis atau ingin mendapatkan pujian atas kecantikan dan keseksian itu. Karena yang demikian amatlah tercela dan dosa yang nyata.

3. Memposting Status Aib

Aib janganlah di publikasikan di medsos. Baik itu aib keluarga atau aib orang lain sekalipun. Karena aib adalah kejelekan yang harus disembunyikan.

Namun terkadang kita lihat justru karena sesuatu hal, aib orang lain malah dibuka di medsos agar orang yang dimaksudkan malu karenanya. Ini harus kita hindari.

4. Share maksiat

Berhati-hatilah bila menshare tautan atau informasi di medsos. Pastikan tidak ada kemaksiatan atau pemicu perbuatan maksiat didalamnya. Karena apa yang kita share tersebut akan dibaca dan dilihat banyak orang. Bila materi atau tautan yang kita bagikan itu mengandung kemaksiatan, itu berarti kita sudah ikut membantu dalam sebuah kemaksiatan. Ini jelas perbuatan dosa.

Oleh karena itu, share atau bagikanlah tautan-tautan informasi yang bermanfaat. Yang memberikan pencerahan dan pengetahuan. Seperti informasi atau pengetahuan agama agar para shabat, teman kita membacanya. Sehingga yang demikikan itu akan mendatangkan pahala bagi kita. Semakin banyak yang membacanya, maka semakin banyak pula pahala yang kita peroleh.

5. Riya’

Jangan pula kita menjadikan medsos sebagai media untuk mempublikasikan amal kita dengan tujuan mendapat pujian atau simpati dari orang lain. Karena hal tersebut adalah perbuatan riya’. Itu adalah perbuatan dosa. Karena kita beribadah tidak semata ikhlas karena Allah.

Yang demikian ini sering kita lihat. Namun setelah kita tahu seharusnya kita hindari. Cukuplah kita persembahkan ibdahan kita untuk Allah Swt. Karena kita beramal bukan untuk mengharapkan pujian dari manusia. Namun bila manusia memuji karenanya, maka kembalikanlah pujian itu kepada Allah.

6. Jangan Menasihati Lewat Status atau Komentar

Nah, hal ini juga harus kita jauhi. Jangan sampai kita memberikan nasihat lewat status atau komentar di medsos yang dapat dibaca dan dilihat publik. Karena yang demikian bukan malah menjadi nasihat, namun menjadi aib. Sampaikanlah nasihat bila engkau ingin menyampaikannya pada tempat yang tepat. Tidaklah nasihat bila disampikan kepada seseorang dihadapan publik.

7. Hindari kata-kata kotor dan makian

Jangan pernah mengeluarkan kata-kata kotor atau makian di media sosial. Karena sejatinya hal tersebut mempertontonkan kejelekan diri sendiri. Jangan pula memaki dan mencaci seseorang melalui medsos. Apalagi sampai mengatakan kafir kepada seorang muslim. Yang demikian adalah perbuatan dosa.

Waulauhu A’lamu. Semoga bermanfaat dan semoga kita diberikan kekuatan dan hidayah agar tetap berada dalam ketaatan kepada Allah Swt. (*)