Semua
insan pasti ingn hidup bahagia, bahagia di dunia dan bahagia di
akhirat. Untuk meraih kebahagiaan itu, tentu harus dibarengi dengan
perjuangan. Karena tidak ada kebahagiaan dapat diraih tanpa perjuangan.
Mari
kita tanamkan dalam hati, tanamkan tekad untuk menjadi yang terbaik di
hadapan-Nya. Jadikah akhir cerita hidup kita dengan akhir kisah yang
membahagiakan. (*)
Dalam
berjuang menjalani hidup dan kehidupan ini kita pasti akan bertemu
dengan onak dan duri. Tidaklah dikatakan berjuang jika kita tidak berusaha melewati rintangan, persoalan, cobaan dan ujian dengan sungguh-sungguh.
Ketika
berhadapan dengan berbagai persoalan hidup yang semakin pelik, tak
sedikit manusia yang menyerah dengan keadaan. Mereka kalah dan gugur di
medan perang. Memilih jalan menuju lembah kehancuran.
Mereka
salah dalam menentukan langkah hidup yang hanya berorientasi pada
kebahagiaan dunia saja. Tanpa memikirkan kebahagiaan di akhirat. Padahal
di akhirat, setiap kita akan dimintai pertanggungjawaban dari setiap
apa yang telah kita perbuat di dunia.
Perlu
kita camkan, bahwa dalam kehidupan di panggung sandiwara ini, pastilah
kita dihadapkan dengan keadaan yang serba ganda dan saling bertolak
belakang. Susah dan senang, suka dan duka, manis dan pahit.
Kita
diberikan pilihan untuk berada dalam kondisi yang mana. Namun tetap
Allah-lah penentunya. Oleh karena itu hendaknya kita bijak dalam
menyikapi kondisi yang ada.
Saat
kita berada pada keadaan yang baik, diberikan limpahan kenikmatan, maka
hendaklan kita mengingat Allah, memuji dan bersyukur kepada-Nya, zat
pemberi nikmat. Kemudian saat berada dalam kondisi sulit, kita juga
harus mengingatnya dan kemudian bersabar dengan keadaan yang ada.
Perlu
diingat, bahwa Allah tak akan menguji dan memberikan cobaan kepada
hamba-Nya di luar batas kemampuan hamba itu sendiri. Allah lebih
mengetahui apa yang terbaik bagi kita. Karena bisa jadi baik menurut
kita, namun tidak baik di hadapan Allah-Swt.
Camkanlah
dalam diri kita, bahwa dunia ini hanya sementara dan ada akhirat yang
kekal selamanya. Sensara di dunia hilang bersama kematian. Namun
sengsara di akhirat tida kunjung sirna.
Dunia
diciptakan sebagai ladang untuk kita menanam amal. Akhirat kelak adalah
tempat untuk memetik hasilnya. Jelek yang kita tanam di dunia, maka
jelek pulalah yang kita panen diakhirat kelak.
Barang
siapa yang hanya memilih dunia dengan segala kesenangannya, berarti ia
telah menggadaikan surga dan segala kenikmatannya. Barang siapa mampu
menahan diri untuk tunduk dan mematuhi perintah dan meninggalkan
larangan-Nya ketika di dunia, berarti ia telah memilih akhirat dengan
segara kenikmatannya di surga.
Untuk
mencapai surga dengan segala kenikmatannya itu, investasi amal shaleh
adalah ide berilian yang harus dilakukan. Investasi amal shaleh tersebut
kelak akan kita penen dan ditukar dengan tempat yang penuh kenikmatan
tiada tara, surga.
Jangan
lupakan tujuan hidup yaitu untuk beribadah agar mendapat surga.
Lepaskan pengaruh fatamorgana dunia yang hanya akan melahirkan sikap
hedonisme atau cinta dunia. Karena cinta dunia akan menjerumuskan
manusia kelembah penderitaan tiada ahir.
Memang,
akherat belum nyata ditatap mata. Namun bukan berarti tiada. Keberadaan
akhirat adalah suatu kepastian yang tiada di ingkari. Azab neraka tiada
reda dan kenikmatan sorga tida tara, adalah dua dimensi yang mewarnai
alam abadi tersebut. Demikian pula untaian bait Gurindam Duabelas Raja
Ali Haji “Akhirat itu terlalu nyata, bagi hati yang tidak buta”
Kita
sebagai insan, yang diciptakan untuk memberi warna kehidupan dunia
dibekali oleh minda. Sebagai orang yang sehat, tentu kita tidak ingin
memilih kenikmatan sesaat, namun kemudian diganjar dengan azab tak
kunjung tamat. Kita tentu ingin memilih hidup bahagia di dunia, dan di
akhirat mendapatkan surga.
Untuk
menuju itu, jalannya hanya satu, taat dengan bersungguh-sungguh
menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya. Karena sangat mustahil
manusia akan memperoleh kasih sayang dan kenikmatan disisi-Nya,
semantara ia ingkar akan perintahnya dan tak memperdulikan segala yang
dilarang-Nya. Hanya menopang dagu tanpa berusaha melawan godaan hawa
nafsu.
Kita
mengetahui, kebahagiaan dan kesuksesan di dunia dan akhirat adalah
milik semua insan. Tak peduli ia kaya atau miskin, pejabat atau rakyat.
Karena kemuliaan di sisi Allah bukan dinilai berdasarkan status ekonomi
atau sosialnya, namun status ketakwaannya lah yang membuat manusia
muliya di sisi Allah.
Oleh
karena itu, mari kita bersama-sama meraih kebahagiaan dengan senyuman.
Senyum yang membuat semua orang ikut tersenyum. Raih kebahagiaan dengan
semangat pantang menyerah. Raih kebahagiaan dengan tidak mengikuti hafsu
belaka.
Baca juga CARA AGAR MENJADI KAYA RAYA
Baca juga CARA AGAR MENJADI KAYA RAYA
Yakinlah,
bahwa Allah menciptakan kita hidup di dunia bukanlah untuk ditakdirkan
menderita, tetapi kita semua diciptakan oleh-Nya untuk hidup dalam
kehidupan yang berbahagia. Hanya saja saat ini bagi kita yang masih
belum beruntung, teruslah berpacu menjemput kebahagiaan itu dengan
semangat tampa lelah. Kesuksesan dan kebahagiaan sedang menanti.
Janganlah
berputus asa. Hanya karena keinginan kita belum terpenuhi, lantas
bermuram durja, meratapi nasib tiada kunjung reda. Percayalah, bahwa
Allah maha pengasih dan penyayang kepada hambanya. Sayangnya tiada
terbilang dan kasihnya tiada pilih kasih.
Tataplah
hari-hari kedepan dengan senyuman. Senyum yang membahagiakan.
Persembahkanlah prestasi yang terbaik untuk orang-orang yang menyayangai
dan mencintai kita. Buatlah semua orang tersenyum bahagia karena kita.
Usaplah
air mata, hapuslah kesedihan. Tataplah hari-hari yang akan kita lalui
dengan rasa yakin bahwa kebahagiaan sedang menunggu di hadapan. Teruslah
bersemangat, jangan pernah berhenti berlari mengejar mimpi.
Untuk
kita semua yang masih bergelimang dosa, mari bertaubat. Selagi nafas
masih berhembus dan jantung masih berdetak, ampunan dan kasih sayang
Allah masih berlimpah.
Karena
tatkala mata tak lagi melihat, mulut tak mampu lagi berucap, jasad
telahpun terbujur kaku, maka tak ada lagi masa untuk beramal ibadah.
Janganlah menyisakan penyesalan dan pilu karena amal semasa hidup.
Jadikan akhirat sebagai tempat kebahagiaan.
Mumpung
saat ini kita masih diberi waktu untuk menanam amal, marilah kita
bersama-sama mengintrospeksi diri tanyakan kepada diri kita
masing-masing; Apakah selama ini amal yang kita perbuat adalah amal yang
terbaik yang bisa menjadi bekal menghadap sang pencipta? Mari kita
tebar benih-benih kebaikan.