“Wahai istri, maafkanlah suami-suamimu ini yang sedang memperbaiki diri”
Sahabat
ISLAMIANA, secara umum ketika seorang lelaki sudah membalas kalimat
ijab dengan kalimat qobul di hadapan wali, maka resmilan ia menjadi
suami dari sang gadis pujaan hati. Begitu pula dengan sang gadis nan
cantik itu, maka resmi sudah dia dipersunting oleh lelaki idamannya.
Bagi
lelaki, tentu berakhir sudah masa membujang, bagi sang perempuan
berakhir juga masa gadisnya. Kini hidup tak sendiri lagi. Babak baru pun
dimulai. Hari demi hari ke depan dijalani bersama.
Dalam
menjalani hidup berumah tangga, idealnya seoang suami tentu ingin
menjadi suami terbaik buat istrinya. Suami yang baik mestilah bergaul
dengan istrinya dengan cara yang baik pula. Begitu jugalah Allah Swt.
memerintahkannya.
“Bergaullah dengan wanita itu dengan cara yang baik (An-Nisa 19).
Untuk itu ada beberapa hal yang harus dilakukan suami:
1. Perlakukan Istri dengan Lemah Lembut
Suami
harus memperlakukan istinya dengan lemah lembut. Dengan penuh kasih
sayang dan cinta. Karena wanita pada fitrahnya adalah mahluk yang lembut
baik secara fisik maupun perasaannya. Sementara lelaki diciptakan untuk
melindunginya.
Seorang
suami sejatinya tidak boleh berkata kasar dan membentak istri. Karena
itu akan melukai perasaannya atau membuat ia bermuram durja. Perlu kita
camkan, istri bukan pembantu kita, istri bukan pula pelayan kita, tapi
istri adalah bidadari surga kita. Toh istri yang baik juga akan berusaha
menyenangkan hati sang suami.
Apalagi
sampai melakukan kekerasan fisik terhadap istri, atau biasa disebut
KDRT. Ini tentu tidak etis dalam kehidupan berumah tangga dan dilarang
agama Islam.
Bila
istri salah ingatkan dengan baik. Karena istri juga bukanlah mahluk
yang sempurna. Bahkan bila istri durhaka pada suaminya sekalipun, suami
hanya boleh memukul selain wajah dengan pukulan yang mendidik. Itu pun
dilakukan setelah melewati beberapa tahapan, diantaranya pisah ranjang.
Namun
memang, suami juga manusia. Terkadang ia khilaf terbawa emosi. Untuk
itu sebagai suami yang baik tentunya harus selalu melakukan instrospeksi
diri. Menjauhkan diri daripada emosi. Karena emosi atau marah juga
dilarang oleh Rasulullah. Bersikaplah arif dan bijaksana dalam mensikapi
permasalahan.
Abu
Hurairoh berkata: Bersabda Rasulullah Saw.: Sesempurna-sempurna orang
mukmin dalam imannya, yalah yang terbaik budi pekertinya. Dan
sebaik-baik kamu iyalah yang terbaik budi pekertinya, dan sebaik-baik
kamu ialah yang terbaik pergaulannya terhadap istrinya (At-Tirmidzi)
2. Nasihatilah Ia dengan Sabar, Jangan Terlalu Memaksakan Kehendak
Wahai
para suami, bila istri memiliki kebiasaan yang tidak baik dan dosa,
maka suami haruslah memberikan nasihat dan menyampikan pesan-pesan
kepadanya. JJangan membiarkannya terus berada dalam ketidakbaikan. Namun
jangan terlalu memaksanakan kehendak, menginginkan perubahan langsung
seketika.
Suami
harus faham, bahwa wanita itu tercipta dari tulang rusuk yang bengkok.
Bila kita terlalu memaksa dalam meluruskannya, maka bisa-bisa ia akan
patah. Jangan pula tidak meluruskannya maka dia akan tetap bengkok.
Luruskanlah ia secara perlahan-lahan.
Misal
istri memiliki kebiasaan tidak menutup aurat bila keluar rumah, ini
yang umum terjadi. Maka suami haruslah menasehatinya perlahan-lahan
sambil mendoakannya. Tetap sabar dalam menasehatinya. Tetap berlakukan
ia dengan baik, karena ia adalah istrimu.
Dari
Abu Hurairoh bertaka: Bersabda Rasulullah SAW: “Berpesan-pesan baiklah
kamu terhadap perempuan, karena wanita itu terjadi dari tulang rusuk
yang bengkok, maka kalau kau paksa meluruskannya dengan kekerasan pasti
patah, dan jika kaubiarkan tentu tetap bengkok, karena itu
berpesan-pesan baiklah terhadap wanita itu,” (HR Bukhori dan Muslim)
3. Jangan Menjelekkan Istri
Suami
tidak boleh menjelek-jelekkan sang istri. Tutupilah segala kejelekannya
dengan seluruh kemampuanmu. Jadikan kejelekan istri sebagai data
pribadi. Sampaikan dengan bijak kepada istri agar ia memperbaikinya.
Suami
telah memilih wanita tersebut sebagai pendamping hidupnya, maka sudah
menjadi kewajibannya mendidik isterinya dengan baik. Bukan malah
mengumbar kejelekannya dihadapan saudara apalagi orang lain.
Memang
terkadang isteri memiliki kejelekan disuatu sisi namun, pahamilah dia
juga memiliki kebaikan di sisi yang lain. Begitu juga suami. Maka
hendaklah menutupi kejelekan istri jangan justru menjelek-jelekkan.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Artinya:
Tidak boleh seorang mukmin menjelekkan seorang mukminnah. Jika ia
membenci satu akhlak darinya maka ia ridha darinya (dari sisi) yang
lain.”
Dalam hadis lain:”…jangan menjelekkannya dan jangan memboikot kecuali dalam rumah saja. (HR Abu Daud).